Selasa, 18 Oktober 2011

Pengendalian Banjir dan Drainase Perkotaan

Pendekatan
Banjir di daerah pantai cenderung meningkat. Fenomena ini diperburuk oleh pertumbuhan kota-kota di pesisir, penurunan muka lahan, peningkatan muka air laut dan drainase air yang terhalang.
Pendekatan SDC pada pembangunan perkotaan adalah untuk menghindari zona beresiko tinggi (daerah baru) dan zona dengan kapasitas debit yang sangat terbatas. Penilaian pada kecukupan dari kapasitas drainase lebih disukai aliran secara gravitasi pada saat ini dan dimasa yang akan datang, adalah bagian dari perencanaan dan proses desain.
Strategi drainase secara keseluruhan adalah berdasarkan pada aliran setara dengan gravitasi. Drainase ke laut di daerah pesisir hanya bisa terjadi selama waktu air surut dan penampungan sementara dalam kolam retensi selama waktu pasang naik bila perlu. dimana penggunaan pompa tidak bisa dihindari, kriteria desain dievaluasi dan, jika perlu, genangan terbatas untuk periode tertentu bisa diterima.
Kajian, Petunjuk dan Panduan
Pedoman Desain dirumuskan, berdasarkan standar nasional, untuk sistem drainase primer/sekunder. Kajian hidrologi SDC pada DAS sungai di Aceh memberikan informasi hidrologi yang penting.
Panduan untuk Desain Drainase memberikan langkah pendekatan secara bijaksana untuk desain perbaikan drainase dan memberikan informasi bagi aparat dinas dengan pengertian yang baik terhadap desain SDC. Panduan ini bisa digunakan sebagai standar untuk desain drainase di Aceh.
Panduan Operasi dan pemeliharaan memberikan informasi dasar pada organisasi, aktivitas dan pendanaan yang dibutuhkan untuk memelihara suatu sistem yang berfungsi dengan baik. Panduan dikeluarkan terpisah dengan sistem perkotaan secara khusus; termasuk staf di dalam isi panduan.
Modelling
Rancangan banjir dihitung dengan menggunakan HEC-HMC model. Aliran model SOBEK-Rural diaplikasikan untuk menghitung ketinggian air maksimum dan pemeriksaan kapasitas drainase dari sistem drainase makro pada kondisi yang ekstrim.
Desain
Desain dan dokumen penawaran dipersiapkan untuk sistem drainase utama sepanjang 200 km di Banda Aceh, Lhokseumawe, Meulaboh dan Singkil, mencakup total 7.500 ha daerah perkotaan. Juga termasuk desain 22 km tanggul banjir sungai di Meulaboh dan Banda Aceh.
Lebih lanjut, desain termasuk 150 pintu air dan sistem untuk pengaliran yang menuju sungai dan laut.
Dukungan Saat Ini pada Lembaga Pelaksana
Desain dan dokumen penawaran sedang disiapkan untuk sistem drainase mikro dan sanitasi di tiga daerah percontohan di Banda Aceh: Peuniti, Peunayong dan Lampriet.
Untuk ketiga daerah percontohan tersebut sistem mikro telah disurvei oleh SDC. Pada saat yang bersamaan inventarisasi pada sistem telah terdaftar lebih dari 2000 foto.
Semua data telah diproses dan dimasukkan ke KIKKER, yaitu sistem pengelolaan aset terbaru untuk Banda Aceh. Dengan KIKKER prioritas pengukuran dapat ditentukan dan kebutuhan biaya pemeliharaan dapat ditentukan.
Pelatihan dasar KIKKER telah diselenggarakan bulan November 2008; aparat dinas di Banda Aceh turut ikut serta pada pelatihan di kantor SDC. Pelatihan selanjutnya direncanakan untuk Meulaboh dan Lhokseumawe, Tim Sanitasi Banda Aceh dan Staf Unsyiah
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar